Kamis, 31 Desember 2009

Puisi

Lingkungan


Lingkungan
Kau tempat kami berpijak
Tempat kami menghirup udara segar
Dan menanam segala tanaman

Lingkungan
Kadang kau kotor layak tempat tak terurus
Sampah yang punahkan bersihmu
Kotoran punahkan indahmu
Polusi hitamkan langitmu

Akan tetapi...
Tanaman pancarkan kesegaran
Bunga pancarkan wangimu
Bagai kau tak tua
Bagai udaramu tak terhitamkan

Inginku mengubah semua
Menjadi seperti itu
Hijau, tentram
Udaramu terputih bagai tak bernoda

Sampahmu hilang
Kotoran tak mengganggu indahmu
Agar bumi terbebas dari ancaman
Dari ancaman kematian dibumi
karena adanya global warming



Karya: Vivi

Si Kancil dan Siput

Pada suatu hari si kancil nampak ngantuk sekali. Matanya serasa berat sekali untuk dibuka. “Aaa....rrrrgh”, si kancil nampak sesekali menguap. Karena hari itu cukup cerah, si kancil merasa rugi jika menyia-nyiakannya. Ia mulai berjalan-jalan menelusuri hutan untuk mengusir rasa kantuknya. Sampai di atas sebuah bukit, si Kancil berteriak dengan sombongnya, “Wahai penduduk hutan, akulah hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar di hutan ini. Tidak ada yang bisa menandingi kecerdasan dan kepintaranku”.
Sambil membusungkan dadanya, si Kancil pun mulai berjalan menuruni bukit. Ketika sampai di sungai, ia bertemu dengan seekor siput. “Hai kancil !”, sapa si siput. “Kenapa kamu teriak-teriak? Apakah kamu sedang bergembira?”, tanya si siput. “Tidak, aku hanya ingin memberitahukan pada semua penghuni hutan kalau aku ini hewan yang paling cerdas, cerdik dan pintar”, jawab si kancil dengan sombongnya.
Siput“Sombong sekali kamu Kancil, akulah hewan yang paling cerdik di hutan ini”, kata si Siput. “Hahahaha......., mana mungkin” ledek Kancil. “Untuk membuktikannya, bagaimana kalau besok pagi kita lomba lari?”, tantang si Siput. “Baiklah, aku terima tantanganmu”, jawab si Kancil. Akhirnya mereka berdua setuju untuk mengadakan perlombaan lari besok pagi.
Setelah si Kancil pergi, si siput segera mengumpulkan teman-temannya. Ia meminta tolong agar teman-temannya berbaris dan bersembunyi di jalur perlombaan, dan menjawab kalau si kancil memanggil.
Akhirnya hari yang dinanti sudah tiba, kancil dan siput pun sudah siap untuk lomba lari. “Apakah kau sudah siap untuk berlomba lari denganku”, tanya si kancil. “Tentu saja sudah, dan aku pasti menang”, jawab si siput. Kemudian si siput mempersilahkan kancil untuk berlari dahulu dan memanggilnya untuk memastikan sudah sampai mana si siput.
Kancil berjalan dengan santai, dan merasa yakin kalau dia akan menang. Setelah beberapa langkah, si kancil mencoba untuk memanggil si siput. “Siput....sudah sampai mana kamu?”, teriak si kancil. “Aku ada di depanmu!”, teriak si siput. Kancil terheran-heran, dan segera mempercepat langkahnya. Kemudian ia memanggil si siput lagi, dan si siput menjawab dengan kata yang sama.”Aku ada didepanmu!”
Akhirnya si kancil berlari, tetapi tiap ia panggil si siput, ia selalu muncul dan berkata kalau dia ada depan kancil. Keringatnya bercucuran, kakinya terasa lemas dan nafasnya tersengal-sengal.
Kancil berlari terus, sampai akhirnya dia melihat garis finish. Wajah kancil sangat gembira sekali, karena waktu dia memanggil siput, sudah tidak ada jawaban lagi. Kancil merasa bahwa dialah pemenang dari perlombaan lari itu.
Betapa terkejutnya si kancil, karena dia melihat si siput sudah duduk di batu dekat garis finish. “Hai kancil, kenapa kamu lama sekali? Aku sudah sampai dari tadi!”, teriak si siput. Dengan menundukkan kepala, si kancil menghampiri si siput dan mengakui kekalahannya. “Makanya jangan sombong, kamu memang cerdik dan pandai, tetapi kamu bukanlah yang terpandai dan cerdik”, kata si siput. “Iya, maafkan aku siput, aku tidak akan sombong lagi”, kata si kancil.

Cerita anak ini diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana

Gerakan Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.


"Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.


Sedangkan yang dimaksud "kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Sifat


Lambang Pramuka Indonesia yaitu tunas kelapa yang dijahitkan di kerah kiri baju pramuka (untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang dijahitkan di kerah kanan baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dijahitkan di lengan kanan baju Pramuka.


Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :


* Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.


* Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.


* Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.


Fungsi


Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:


* Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda


Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.


* Pengabdian bagi orang dewasa


Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.


* Alat bagi masyarakat dan organisasi


Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

Tujuan


Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;


* anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.


* anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.


* anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.


* anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.


Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.

Tugas Pokok


Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya.


Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam ikut membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah dan segala peraturan perundang-undangannya.


Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua anggota Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua anggotanya dan masyarakat di lingkungannya.

Kelompok umur

Pramuka di Monas


Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya.


Kelompok dibagi menjadi 4 :


* Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
* Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
* Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
* Kelompok umur 21 - 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega


Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.


Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu tingkatan.


* Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.


* Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap


* Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana


Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.

Prinsip Dasar dan Metode


Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.


Baden-Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode Kepanduan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepanduan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.


Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada:


* Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;


* Kepedulian terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;


* Kepedulian terhadap diri pribadinya;


* Ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.


 Prinsip dasar


Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.

Metode


Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :


* Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;


* Belajar sambil melakukan;


* Sistem berkelompok;


* Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan


Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;


* Kegiatan di alam terbuka;


* Sistem tanda kecakapan;


* Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;


* Sistem among.


Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.

 Kode Kehormatan


Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.

Satya


Satya adalah :


* Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;


* Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;


* Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.


Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya"

 Dwisatya


Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :



Dwisatya Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:


* menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
* setiap hari berbuat kebajikan.



 Trisatya


Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.


Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega.


Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.


* Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :





Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:


1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
3. menepati Dasadharma.





* Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut :





Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:


1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. menepati Dasadarma.



Dharma


Dharma adalah :


* Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.


* Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.


* Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;


* Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.


Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma"

 Dwidharma


Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :



Dwidarma Pramuka Siaga


* Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
* Siaga berani dan tidak putus asa.



Dasadharma


Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:



Dasadharma


Pramuka itu:


1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.



Kegiatan




Kegiatan pembinaan peserta didik dalam Gerakan Pramuka harus menggunakan semua Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan tersebut.


Pelaksanaan penggunaannya harus disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar dapat dijamin bahwa pendidikan itu akan menghasilkan manusia, warga negara dan anggota masyarakat yang sesuai dan memenuhi keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia.


Usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya itu harus mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani dan rohani, bakat, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan pramuka, melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek secara praktis, dengan menggunakan Sistem Among dan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Tanda Pengenal


Macam-macam Tanda Pengenal
Tanda Umum


Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun putri.


Macamnya: - Tanda tutup kepala, - setangan / pita leher, - tanda pelantikan, - tanda harian, - tanda WOSM.
Tanda Satuan


Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.


Macamnya: - Tanda barung / regu / sangga, - gugus depan, - kwartir, - Mabi, - krida, - saka, - Lencana daerah, - satuan dan lain-lain.
Tanda Jabatan


Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.


Macamnya: - Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, - sulung, pratama, pradana, - pemimpin / wakil krida / saka, - Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.

 Tanda Kecakapan


Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.


Macamnya: - Tanda kecakapan umum / khusus, - pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.

Tanda Kehormatan


Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.


Macamnya: - Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. - Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.

 Tanda Jasa

Sistem Among


Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.

Sistem Tanda Kecakapan


Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka.


Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu cara menggunakan tanda-tanda untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat teknis (praktis) maupun yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh anggota yang memakai tanda-tanda itu.


* Tanda Kecakapan Umum.
* Tanda Kecakapan Khusus.

Pluto Bukan Planet



Sidang Umum Perkumpulan Astronomi Internasional (International Astronomical Union/IAU) ke-26 yang berlangsung di Praha, Republik Ceko, menghasilkan keputusan bersejarah. Kemarin, melalui voting, disepakati bahwa Pluto bukan lagi disebut sebagai planet.

Benda langit Pluto yang ditemukan tahun 1930, bukan merupakan planet. Perhimpunan astronomi internasional menyebutkan status itu dalam kongresnya di Praha lewat definisi baru mengenai planet.

Definisi tersebut adalah,



  1. mengorbit Matahari;
  2. mempunya massa yang membuatnya cukup untuk menahan gravitasinya sendiri sehingga tidak runtuh;
  3. tak terpengaruh orbitnya oleh benda angkasa lain.


Dalam siaran persnya, IAU juga mendefinisikan 'planet katai' mempunyai sifat seperti di atas, ditambah ia haruslah bukan satelit (benda angkasa yang mengorbit planet).
Pluto secara otomatis tidak memenuhi syarat ini karena orbitnya yang berbentuk elips tumpang tindih dengan orbit Neptunus. Orbitnya terhadap Matahari juga terlalu melengkung dibandingkan delapan objek yang diklasifikasikan sebagai planet.


Tuladha mandhegani manungku puja

Assalamualaikum Wr. Wb.

Matur nuwun dhumateng bapa Sukardi ingkang sampun paring wekdal dhumateng kula.
Dhumateng bapa Sukardi ingkang kinurmatan, ugi mboten kesupen rencang-rencang rombel 13 ingkang kula tresnani.

Ing purwakaning atur, sumangga kita sareng-sareng ngaturaken puji syukur dhumateng Gusti Allah ingkang Maha Kuwaos, ingkang sampun paring kasarasan saingga kita sedaya saged makempal wonten papan panggenan mriki kangge nampi piwucalan basa jawa saking bapa Sukardi kanthi sehat wal’afiat mboten kirang satunggal punapa kanthi suasana kebak karahmatan.

Kula minangka manungsa lumrah sawantah, badhe nyuwun pangapunten dhumateng panjenengan sedaya mbok bilh kula ngreridu eco wawan pangandikan panjenengan sedaya.
Kula wonten mriki nampi dhawuh saking bapa Sukardi kangge mandhegani manungku puja

Manungku puja kawiwitan...

Manungku puja paripurna...

Matur nuwun, mugi-mugi panyuwunan kita sedaya tansah katampi dhumateng Gusti ingkang murbeng dumadi.

Cekap semanten atur kula, mbok bilih anggen kula mandhegani manungku puja kathah kalepatan, kula nyuwun angenging samudra pangaksami.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Wekdal kula kunduraken dhumateng bapa Sukardi.

Sekar Macapat



Macapat terdiri dari 11 tembang, dibawah ini adalah contoh-contoh dari tembang-tembang macapat tersebut:
·         Gambuh
Sekar gambuh ping catur
Kang cinatur polah kang kalantur
Tanpa tutur katult-tula katali
Kadaluwarsa katutuh
Kapatuh pan dadi awon
·         Megatruh
Dhuh dhuh adhuh
Cilaka asuta kogung
Nora pinter marang umi
Malah uripe andharung
Tandhenger nalika dhingin
Wiwit aneng weteng manggon
·         Mijil
Pomakaki padha dipun eling
Ing pitutur ing ngong
Sira uga satriya arane
Kudu anteng jatmika ing budi
Ruruh sarta wasis
Samubarang ipun
·         Pocung
Ngelmu iku
Kalakone kanthi laku
Lekase lawan kas
Tegese kas nyantosani
Setya budya pangekese dur angkara
·         Maskumambang
Kelek kelek biyung sira aneng ngendi
Enggal tulungana
Awakku kecemplung warih
Gulagepan wus meh pejah
·         Kinanthi
Padha gulangen ing kalbu
Ing sasmita amrih lantip
Aja pijer mangan nendra
Kaprawiran den kaesthi
Pesunen sarira nira
Cegahen dhahar lan guling
·         Durma
Bener luput ala becik lawan begja
Cilaka mapan saking
Ing badan priyongga
Dudu saking wong liya
Pramila den ngati-ati
Sakeh dirgama
Singgah ana den anglis
·         Dhandanggula
Jago kluruk rame kapiyarsi
Lawa kalong luru pandhelikan
Jrih kawanen ing semune
Wetan bang sulakipun
Mretandhani yen bangun enjing
Rembulan wus gumlewang
Neng kulone gunung
Ing padesan wiwit obah
Lanang wadon pan samya anambut kardi
Netepi kuwajiban
·         Sinom
Nuladha laku utama
Tumrabe wong tanah jawi
Wong agung ing ngeksi ganda
Panembahan senapati
Kapati amarsudi
Sudaning hawa lan nepsu
Pinesu tapa brata
Tanapi ing siyang ratri
Amemangun karyenak tyasing sasama
·         Pangkur
Sekar pangkur kang winarna
Lelabuhan kang kanggo wong aurip
Ala lan becik puniku
Prayoga kawruh ana
Adat waton puniku dipun kadulu
Miwah ingkang tata krama
Den kaesthi siyang ratri
·         Asmarandana
Poma-poma wekas mami
Anak putu aja lena
Aja katungkul uripe
Lan aja duwe kareman
Marang pepaes donya
Siyang dalu dipun emut
Yen urip amanggih karma

Rabu, 30 Desember 2009

Gus Dur wafat

Fitraya Ramadhanny - detikNews


Jakarta - Innalillahi wainna ilaihi rojiun. Mantan Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur wafat. Saat ini jenazah Gus Dur masih berada di RSCM.

"Innnalilahi wa inna Ilaihi rojiun telah meninggal dunia Kyai Haji Abdurrahman Wahid di RSCM. Al Fatihah," kata Bambang Susanto dalam statusnya di Facebook, Rabu (30/12/2009). Bambang Susanto merupakan asisten pribadi Gus Dur.

Saat dikonfirmasi detikcom, Bambang memang membenarkan bahwa Gus Dur meninggal dunia. "Iya benar. Sudah dulu ya mbak," kata Bambang saat dikonfirmasi.
(fay/asy)

sumber: www. detiknews.com

Tembang Macapat


Puisi yang bait-baitnya ditulis berdasarkan metrum tertentu. Setiap metrum mempunyai ketentuan tersendiri dalam hal: 
a. Guru gatra           : Jumlah baris dalam setiap bait;
b. Guru wilangan       : Jumlah suku kata dalam setiap baris;
c. Guru lagu             : Vokal dalam suku kata terakhir setiap baris.

Dalam kesusastraan Jawa, ada sejumlah metrum yang sudah umum digunakan. Selan aturan yang teal dipaparkan di atas, setiap jenis metrum juga mempunyai lagu tersendiri. Oleh karena itu, metrum-metrum tersebut juga disebut tembang atau sekar macapat. Kata macapat sendiri juga dapat diartikan sebagai teknik membaca puisi dengan cara dilagukan. Sekar macapat yang dikenal dalam sastra Jawa adalah sebagai berikut:

1. Sekar Macapat Alit/Asli:
a. Mijil
b. Sinom
c. Dandanggula
d. Kinanthi
e. Asmarandana
f. Durma
g. Pangkur
h. Maskumambang
i. Pucung

2. Sekar Macapat Tengahan:
a. Jurudemung
b. Wirangrong
c. Balabak
d. Gambung
e. Megatruh utawa Dhudhukwuluh

3. Sekar Macapat Ageng:  - Girisa

Sekar macapat juga digunakan dalam penulisan  serat-serat Jawa, umpamanya Serat Wedatama, Serat Sabdajati, dan Serat Wulangreh. Bagian karya yang ditulis dalam bentuk sekar macapat tertentu disebut pupuh. Sebagai contoh: Serat Wedatama Pupuh Sinom: Serat Wedatama Pupuh Megatruh, dsb. Pupuh setara dengan bab dalam buku.


Sekar Macapat
Guru gatra
Guru wilangan
Guru lagu
 
 
 
 
Mijil
6
10, 6, 10, 10, 6, 6
i, o, e, i, i ,u
Sinom
9
8, 8, 8, 8, 7, 8, 7, 8, 12
a, i, a, i, i, u ,a ,i, a
Dandanggula
10
10, 10, 8, 7, 9, 7, 6, 8, 12, 7
i, a, e, u,  i, a, u ,a ,i, a
Kinanthi
6
8, 8, 8, 8, 8, 8, 8
u, i, a, i, a, i
Asmarandana
7
8, 8, 8, 8, 7, 8, 8
a, i, e, a, a, u, a
Durma
7
12, 7, 6, 7, 8, 5, 7,
a, i, a, a, i, a, i
Pangkur
7
8, 11, 8, 7, 12, 8, 8,
a, i, u, a,  u, a, i
Maskumambang
4
12, 6, 8, 8
 i, a, i, a, a
Pucung
4
12, 6, 8, 12
u, a, i, a
 
 
 
 
Jurudhemung
7
8, 8, 8, 8, 8, 8, 8
a, u, u, a, u, a, u
Wirangrong
6
8, 8, 10, 6, 7, 8
i, o, u, i, a, a
Balabak
6
12, 3, 12, 3, 12, 3
a, e, a, e, u, e
Gambuh
5
7, 10, 12, 8, 8
u, u, i, u, o
Megatruh

12, 8, 8, 8,
u, i, u, i, o
 
 
 
 
Girisa
8
8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8,
a, a, a, a, a, a, a, a







Dalam tembang macapat terdapat watak yang erat kaitannya dengan isi metrum dan lagu. Dalam teks yang bermetrum Asmarandana, misalnya, watak yang dimiliki adalah rasa sedih , rindu dan mesra sehingga isi yang terkandung di dalamnya melukiskan rasa sedih, rindu dan mesra pula. Apabila teks itu didendangkan, lagunya harus sesuai dengan suasana yang terdapat dalam isinya. Dengan demikian, penggunaan suatu metrum harus sesuai dengan wataknya karena watak turut menentukan nilai keindahan tembang.
Setiap tembang mempunyai watak yang berbeda dari jenis tembang yang lain. Watak tembang telah dirumuskan dalam beberapa aturan baku kesusasteraan jawa. Di bawah ini merupakan bagan perwatakan tembang macapat.
Bagan Watak Macapat



No.
Nama Tembang
Watak
Kegunaan
1.


Asmaradana


Sedih, rindu, mesra


Untuk menyatakan rasa sedih, rindu, mesra.
2.


Balabak


Santai, seenaknya


Untuk menggambarkan suasana santai, seenaknya, kurang sungguh-sungguh.
3.


Durma


Bersemangat, keras, galak.


Untuk mengungkapkan kemarahan, kejengkelan, peperangan.
4.


Dhandanggula


Manis, luwes, memukau


Untuk menggambarkan berbagai hal dan suasana
5.


Gambuh


Wajar, jelas, tanpa ragu-ragu.


Untuk mengungkapkan hal-hal yang bersifat kekeluargaan, nasehat dan menggambarkan, kesungguhan hati.
6.


Girisa


Hati-hati, sungguh-sungguh


Untuk melukiskan hal-hal yang mengandung kewibawaan, pendidikan, pengajaran.
7.


Jurudemung


Senang, gembira, menggoda.


Untuk melukiskan hal-hal yang mengandung banyak tingkah, memancing asmara.
8.


Kinanthi


Terpadu, gembira, mesra,


Untuk memberikan nasehat, mengungkapkan kasih sayang
9.


Maskumambang


Susah, sedih,terharu, merana, penuh derita.
Untuk melukiskan suasana sedih, pilu, penuh derita.
10.


Megatruh


Susah, sedih, penuh derita, kecewa, menerawang
Untuk melukiskan suasana sedih pilu, penuh derita, menerawang
11.


Mijil


Terharu, terpesona


Untuk menyatakan suasana haru, terpesona dalam hubungannya dengan kasih sayang, nasehat.
12
Pangkur


Gagah, perwira, bergairah, bersemangat.


Untuk memberikan nasehat yang bersemanga, melukiskancinta yang berapi-api, suasana yang bernada keras
13


Pucung


Santai, seenaknya.


Untuk menggambarkan suasana santai seenaknya, kurang bersungguh-sungguh.
14.


Sinom


Senang, gembira, memikat


Untuk menggambarkan suasana, gerak yang menunjukan kelincahan.
15.
Wirangrong
Berwibawa.
Untuk mengungkapkan suasana yang mengandung keagungan, keindahan alam, pendidikan.





 contoh salah satu tembang macapat

Gambuh

Sekar gambuh ping catur

Kang cinatur

Polah kang kalantur

Tanpo tutur katulo-tulo katali

Kadaluwarso katutur

Katutuh pan dadi awon